Tiba2 terlintas judul ini, ketika saya mengenang peristiwa kurang lebih 2 tahun yang lalu. Yaitu pengalaman saya ketika berada di Jakarta 2 hari 1 malam menikmati hiruk pikuk kehidupan di ibukota Indonesia.
Dalam waktu yang singkat tersebut, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya duduk di depan laptop "pinjeman" punya teman (yang ada stiker 'tiger' - teman si winnie the pooh). Karena memang saat itu, saya belum punya "Gatty" (nama laptop saya sekarang). Tentunya sedikit melelahkan, menuju kota yang ribuan kilometer jauhnya dari rumah hanya untuk duduk di depan laptop mengerjakan proposal (hehe......huffft...), namun pengalaman yang saya dapat lumayan juga. Ada yang lucu, aneh, menyebalkan, menyenangkan, mengenyangkan (hmmm :p ), melelahkan, kedinginan, mengkhawatirkan, kebingungan, melegakan, dan bahkan bisa ketemu teman 'lama' (sebenarnya, baru benar2 berkenalan ketika ketemu di Jakarta)...
Saya berangkat dari Surabaya pukul 8.30 pagi, waktu itu bulan Juni 2009 (saya lupa tanggalnya..)
wusssshhh...
Alhamdulillah, gratisan, nggak bayar, bisa lihat awan pula. Subhanallah...
Flight stuffs, barang-barang di pesawat yang kebetulan senada dengan warna kacamata teman saya. -Orange Club-
Saya berangkat ke Jakarta beserta 2 orang teman untuk tujuan yang sama, yaitu: membenahi proposal dan mengajukannya ke DIKTI. Kami tidak saling mengenal sebelumnya, namun kami memiliki misi yang sama, so jadilah 3 serangkai: mbak Nely dari farmasi, bang Adi dari fisip, dan saya dari keperawatan, kami berpetualang bersama mengarungi kota Jakarta dengan suka dan duka... :)
3 serangkai PHK-APM Batch I Unair, disinilah pertemanan kami bermula...
Kami tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar 60 menit kemudian. Setelah itu kami segera mencari bus DAMRI yang menuju pintu 1 Senayan. Alhamdulillah, tidak menunggu begitu lama, kami sudah meluncur melintasi highway2 di Jakarta. "Hmm...kota yang rumit, di satu sisi jalan terdapat gedung tinggi menjulang, di sisi yang lain berdiri perumahan kumuh para urban", fenomena yang sempat saya tangkap saat menengok jendela bus di sebelah kanan dan kiri selama perjalanan.
Hampir 1 jam perjalanan dengan bus, kami turun tepat di sebelah overhead bridge. Karena kami memang harus menyeberang untuk menuju ke gedung DIKTI. Hehe, ternyata kami peserta pertama yang datang (undangannya tersebut pukul 13.00 WIB), ruang pertemuan masih belum disiapkan, yah.. sebagai peserta dari daerah asal yang cukup jauh, memang lebih afdhal kalau datangnya lebih awal. So, kami memutuskan untuk mencari sarapan terlebih dahulu (padahal sudah pukul 10.30), akhirnya kami berkunjung ke mall FX sebelah gedung DIKTI.
Hari itu memang yang pertama kalinya bagi saya bepergian ke Jakarta, dan saat itu bisa dibilang saya cukup 'ndeso' dengan sistem pembelian makan siang (menggunakan kartu) yang berlaku di foodcourt FX. Alhamdulillah, saya nggak malu-maluin (hehe), karena sempat tanya terlebih dahulu ke teman saya, mbak Nely. "Malu bertanya, bikin malu-maluin" peribahasa baru... :p
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya acara pun dimulai. Kami mengambil barisan terdepan, duduk berjajar dengan Direktur Kemahasiswaan Unair, dan mengeluarkan laptop masing-masing, namun saya mengeluarkan laptop 'pinjaman' kala itu...(hehe belum punya soalnya)
bersama mbak Nely dan Prof Imam, menunggu rapat dimulai...
gantian yang jadi tukang foto, sekarang bang Adi yang beraksi...
(TO BE CONTINUED....)
Rapat berlangsung cukup lama, dari pukul 13.30 s.d 19.00 WIB, dan kami berpisah dengan Prof Imam sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah itu kami dimobilisasi menuju hotel untuk beristirahat (sekaligus melanjutkan pekerjaan membenahi proposal yang belum selesai). Saya masih ingat fenomena di ruang rapat tersebut, hampir semua peserta pasti mempunyai teman yang dapat membantu untuk mengerjakan proposal, dan selalu ada dosen atau kakak kelas yang mendampingi mereka. Kala itu, kami trio Unair benar2 berdikari (hehe....) mengerjakan sendiri sambil bertanya dengan reviewer sesekali. Walaupun kami bertiga, tapi masing2 dari kami membawa nama institusi atau APM sendiri2, jadi tetap saja proposal kami kerjakan sendirian.
Salah satu reviewer bertanya, "Lho, kamu kok sendirian ngerjakannya? Mana temanmu?", "Yang atas nama ILMIKI hanya saya, Bu", "Oh begitu, yang lain ada temannya, berarti kalian sendiri2 ya. Ya, sudah. Semangat ya!"
Hohoho....
But, memang saya sendirian di Jakarta, tetapi teknologi yang mutakhir saat itu dapat memudahkan saya untuk meminta bantuan teman2 yang ada di Surabaya (telp teman, bagi tugas, hasil kerjaan kirim ke email, beres dah..). So, jangan sampe saya ribet sendirian! [hahaha... B-) ]
(TO BE CONTINUED....)
kapan aku bisa mengikuti jejakmu?
BalasHapusAna membayangkan, suatu hari nanti, anti akan memiliki jadwal yang cukup padat. Mengunjungi satu kota ke kota yang lain sebagai narasumber acara seminar atau pelatihan tentang menulis. Karena pada saat itu anti sudah menjadi penulis yang ternama ^^
BalasHapusThat 'someday' will be come... :)
Amiin.
BalasHapusdalam bayangamu, aku sebagai penulis apa?
bukan fiksi kan?
menjadi penulis adalah salah satu mimpiku.
bukan penulis fiksi, antum seprti pemerhati kondisi bangsa saat ini, tulisan2 anti lebih ke arah solusi dan memotivasi. genre-nya kaya model tulisan pak anis lah... ^^
BalasHapusseperti tulisannya pak Anis? ya kah? aku tdak merasakannya.
BalasHapusInsyaAllah. mesti lebih banyak belajar, baik dari buku dan membaca berita. biar ga cuma ngomong. sedikit tersendir kemarin